25 Juni 2010

Menemukan Kembali Makna Dan Jati Diri Mahasiswa

Menemukan Kembali Makna Dan Jati Diri Mahasiswa

Idealisme mahasiswa sikap pantang menyerah untuk mentransformasikan bentuk ideal cita-citanya menjadi kenyataan. Seperti yang dikmukakan oleh Lewis Coser, mahasiswa adalah “orang-orang yang kelihatanya tidak pernah puas menerima kenyataan sebagaimana adanya”. Mereka mencari dan mempertanyakan kebenaran yang berlaku di suatu saat, dalam hubungannya dengan kebenaran yang lebih tinggi dan lebih luas.

Definisi Mahasiswa adalah individu yang sedang melakukan serangkaian kegiatan dalam rangka menempuh suatu program pendidikan. Mahasiswa secara luas adalah pembaharu bagi kemajuan dan penopang hidup masyarakat. Sebagai kelompok intelektual-teknokrat, mahasiswa berpeluang untuk berada dalam posisi terdepan dalam proses perubahan masyarakat.

Kebelakangan ini, peranan mahasiswa yang dianggap sebagai agen arus perubahan yang diinginkan masyarakat bergema semula. Pandangan masyarakat terhadap mahasiswa sebagai kelompok intelektual dan sebagai agen gerakan pembaharuan, hendaklah menyadarkan kita (mahasiswa) sebagai kelompok intelektual muda.

Mahasiswa sebagai agent of change

Jiwa yang menggebu-gebu menjadi denyut nadi dalam setiap langkah hidup pemuda. “Darah muda” yang mengalir menjadi bensin bahan bakar utama pergerakan mahasiswa Indonesia. Mahasiswa sendiri memiliki tempat strategis yang tidak bisa dianggap sebelah mata oleh siapapun bahkan oleh mahasiswa itu sendiri. Sejatinya modal tersebut menjadi manifestasi atas kepercayaan bagi mahasiswa menemukan perannya yang penting dalam dinamika tatanan kehidupan sosial, politik, dan budaya.

Di tengah keterpurukan bangsa yang sedang acak marut ini, sejumlah mahasiswa memberikan andil yang besar terhadap kemajuan bangsa. Hal ini dibuktikan dengan berbagai prestasi yang gemilang yang telah ditoreh. Baik itu dalam bidang politik, pendidikan, olahraga, serta bidang yang lainnya.

Mahasiswa dalam kaitannya dengan perubahan memang layak menyandang peran agent of change. Peran yang sudah seharusnya tertanam dalam lubuk hati paling dalam seluruh mahasiwa Indonesia. Sudah cukup hanya berkomentar, mengeluh, dan mengkritik tanpa ada real action di lapangan. Mahasiswa mesti bangkit dan tidak ada lagi kata malas dalam menjalani kehidupan yang sayang untuk dilewatkan tanpa makna. Eksistensi pun menjadi wacana yang penting setiap alur perjuangan.

Gerakan Mahasiswa

Kalau kita bandingkan mahasiswa sekarang dengan mahasiswa dahulu, sangatlah jauh berbeza. Dulu, mahasiswa dengan idealismenya dapat menjadi payung kepada masyarakat yang memerlukan pembelaan.

Semangat juang yang digerakkan oleh pemimpin-pemimpin mahasiswa waktu itu, dengan setiap saat melakukan penyadaran terhadap rakyat, berhasil menghasilkan beberapa orang pemimpin ternama hari ini.

Bandingkan hal tersebut dengan mahasiswa sekarang, yang mengalami degradasi, baik dari segi intelektualisme, idealisme, patriotisme, maupun semangat jati diri mereka. Mahasiswa sekarang, cenderung untuk berpikir pragmatis dalam menghadapi persoalan.

Melihat fenomena tersebut, maka kita mempunyai kewajiban untuk mengubah mentalitas yang hedonis dan pragmatis tersebut kembali kepada jati diri mahasiswa, yang mempunyai idealisme tinggi. Salah satu jalan alternatif untuk itu adalah dengan menghadapkan langsung mahasiswa pada persoalan-persoalan kerakyatan.

Tantangan Mahasiswa

Seiring dengan peran pemuda dalam isu kepemimpinan, tak pelak menemui berbagai halang rintang. Globalisasi yang tengah menyelimuti tatanan kehidupan di berbagai aspek masyarakat adalah salah satu tantangan kongkret bagi para pemuda. Eksistensi dan idealisme akan dipertaruhkan. Sejuah mana akan bertahan, sejauh mana akan kokoh dalam kemurnian yang berlandaskan semangat kebangsaan.

Tidak semudah mengembalikan telapak tangan pemuda melawati berbagai proses idealisme yang acap kali menemui berbagai hambatan. Idealisme sejatinya memberikan keunggulan. Namun, di sisi lain idealisme bisa menjadi sebuah bumerang yang justru menyerang balik tatanan pribadi. Hati sanubarilah yang dapat menjawab akan semua itu. Kejujuran adalah salah satu kunci pokok dan tolak ukur yang valid. Kejujuran terhadap sikap, kenyataan, dan kondisi sosial yang ada di sekitar.

Begitu pun idealisme yang kaitannya mengenai semangat kepemimpinan dalam konteks kebangsaan. Pemikiran-pemikiran yang kritis namun tetap etis belum sepenuhnya berjalan efekif tatkala sisi emosional masih menolak dalam diri. Emosi terkadang bisa membuyarkan mana yang benar dan mana yang salah. Hasrat akan nafsu menjadi sebuah tantangan tersendiri.
Tidak sedikit pejabat yang korupsi dan melakukan sebuah tindakan penyelewengan saat ini, dulunya adalah seorang aktivis mahasiswa di kampus. Seorang aktivis yang begitu getol dalam menyuarakan keadilan dan kritik atas pemerintah yang menjabat saat itu. Namun sangat ironis, mereka sekarang menjadi pejabat yang tidak sesuai dengan apa yang diperjuangkan dulu ketika menjadi mahasiswa. Korupsi, suap, mark up, dan kebobrokan yang lainnya adalah contoh nyata.

Ujian sesungguhnya dari mahasiswa adalah konsistensi terhadap perjuangan dan idealisme mereka yang berlandaskan kepentingan rakyat dan bangsa.

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "Menemukan Kembali Makna Dan Jati Diri Mahasiswa"

Posting Komentar